Ratenggaro, sebuah desa adat yang terletak di pesisir barat daya Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur, dikenal dengan rumah adat beratap tinggi dan pemandangan laut yang memukau. Namun, baru-baru ini, Ratenggaro menjadi sorotan publik bukan karena keindahan alamnya, melainkan karena pengalaman tidak menyenangkan yang dialami oleh seorang traveler. Kisah ini menjadi viral setelah diunggah di media sosial, memicu diskusi luas tentang praktik pemalakan terhadap wisatawan di destinasi wisata Indonesia.
Kronologi Kejadian
Pengalaman Traveler di Ratenggaro
Seorang traveler, melalui akun Instagram @jajago.keliling.indonesia, membagikan pengalamannya saat berkunjung ke Ratenggaro. Dalam unggahannya, ia menceritakan bahwa dirinya didatangi oleh sekelompok anak-anak dan orang dewasa yang memaksa menawarkan jasa foto, penyewaan kuda, hingga meminta uang secara paksa dengan dalih ‘uang rokok’, ‘uang buku’, atau ‘uang sukarela’. Meskipun awalnya menolak, tekanan yang terus-menerus membuatnya merasa tidak nyaman.
Insiden di Perjalanan Pulang
Tidak hanya di lokasi wisata, insiden berlanjut saat perjalanan pulang. Mobil yang ditumpangi traveler tersebut dihadang oleh orang tak dikenal di pinggir jalan yang juga meminta uang secara paksa. Kejadian ini terjadi pada 12 Mei 2025 pukul 14.20 WITA, di jalan poros tengah Ratenggaro menuju Tambolaka. Traveler tersebut mengaku memiliki rekaman dashcam sebagai bukti dan berencana membagikan videonya setelah selesai merekap kamera dashcam
Reaksi dan Dampak
Respon Publik dan Media Sosial
Unggahan tersebut langsung viral dan mendapatkan banyak perhatian dari netizen. Banyak yang menyuarakan keprihatinan dan mendesak pihak berwenang untuk mengambil tindakan. Beberapa netizen juga membagikan pengalaman serupa saat berkunjung ke Ratenggaro, menunjukkan bahwa kejadian seperti ini bukanlah hal baru.
Dampak Terhadap Pariwisata Lokal
Insiden ini berpotensi merusak citra pariwisata Sumba dan Nusa Tenggara Timur secara keseluruhan. Wisatawan yang merasa tidak aman dan tidak nyaman kemungkinan besar akan enggan kembali atau merekomendasikan destinasi tersebut kepada orang lain. Hal ini dapat berdampak negatif pada ekonomi lokal yang bergantung pada sektor pariwisata.
Tanggapan Pihak Terkait
Pernyataan Kepala Suku Kampung Ratenggaro
Menanggapi kejadian tersebut, Kepala Suku Kampung Ratenggaro menyatakan keprihatinannya dan berjanji akan mengambil langkah-langkah untuk mencegah kejadian serupa di masa depan. Ia juga mengimbau masyarakat setempat untuk tidak memaksa wisatawan dan menjaga citra baik kampung adat mereka.
Upaya Pemerintah Daerah
Pemerintah daerah Nusa Tenggara Timur diharapkan segera mengambil tindakan untuk menangani masalah ini. Langkah-langkah yang dapat diambil antara lain adalah meningkatkan pengawasan di lokasi wisata, memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya keramahan terhadap wisatawan, dan menindak tegas oknum yang melakukan pemalakan.
Namun, baru-baru ini, Ratenggaro menjadi sorotan publik bukan karena keindahan alamnya, melainkan karena pengalaman tidak menyenangkan yang dialami oleh seorang traveler. Kisah ini menjadi viral setelah diunggah di media sosial, memicu diskusi luas tentang praktik pemalakan terhadap wisatawan di destinasi wisata Indonesia
Solusi dan Rekomendasi
Edukasi dan Pelatihan Masyarakat Lokal
Memberikan edukasi dan pelatihan kepada masyarakat lokal tentang pentingnya pelayanan yang baik kepada wisatawan dapat membantu mencegah kejadian serupa. Pelatihan ini dapat mencakup etika pelayanan, komunikasi yang efektif, dan pemahaman tentang dampak negatif dari tindakan pemalakan.
Peningkatan Keamanan dan Pengawasan
Pemerintah daerah perlu meningkatkan keamanan dan pengawasan di lokasi wisata, termasuk dengan menempatkan petugas keamanan atau pemandu wisata resmi yang dapat membantu wisatawan dan mencegah tindakan yang merugikan.
Penegakan Hukum
Menindak tegas oknum yang melakukan pemalakan atau tindakan kriminal lainnya terhadap wisatawan adalah langkah penting untuk memberikan efek jera dan menjaga citra baik destinasi wisata.
di jalan poros tengah Ratenggaro menuju Tambolaka. Traveler tersebut mengaku memiliki rekaman dashcam sebagai bukti dan berencana membagikan videonya setelah selesai merekap kamera dashcam
Kesimpulan
Kejadian yang dialami oleh traveler di Ratenggaro menjadi peringatan bagi semua pihak tentang pentingnya menjaga keamanan dan kenyamanan wisatawan. Pariwisata adalah aset berharga yang dapat meningkatkan ekonomi lokal, namun hanya jika dikelola dengan baik dan didukung oleh masyarakat yang ramah dan profesional. Diharapkan, dengan adanya perhatian dan tindakan dari pihak terkait, kejadian serupa tidak akan terulang dan Ratenggaro dapat kembali menjadi destinasi wisata yang aman dan menyenangkan bagi semua orang